LAPORAN
PRAKTIKUM
APLIKASI TEKNIK
LABORATORIUM
ANALISA KADAR PROTEIN DENGAN METODE
PENGENDAPAN ALKOHOL
NAMA : ERVAN
TOGATOROP
NIM :
G31113302
KELOMPOK : I
(SATU)
ASISTEN : DEWI SARTIKA
MONOARFA
LABORATORIUM KIMIA ANALISA DAN PENGAWASAN PANGAN
PROGRAM
STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
JURUSAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
I.
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Protein sangat berperan penting dalam tubuh
kita. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya
enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Protein untuk manusia
diperoleh dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan.Protein yang
berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan protein yang berasal dari
tumbuhan disebut protein nabati.
Protein banyak terkandung di dalam makanan yang
sering dikonsumsi oleh manusia. Seperti pada tempe, tahu, ikan, daging, telur
dan lain-lain. Protein sangat penting bagi kehidupan organisme pada umumnya,
karena ia berfungsi untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak dan suplai
nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Kekurangan protein dalam tubuh dapat menyebabkan
kerontokan rambut, gangguan pertumbuhan, dan kekurangan terus-menerus dapat
menyebabkan marasmus yang mengakibatkan kematian. Karena itu sangat disarankan
untuk kita memenuhi asupan protein dalam tubuh kita.
Metode yang biasa dilakukan untuk pengujian
protein adalah uji protein metode pengendapan alkohol. Beberapa bahan
pangan memiliki kadar protein yang bervariasi. Adapula bahan pangan yang tidak
mengandung protein. Berdasarkan hal di atas maka perlu diadakan praktikum
uji kandungan protein metode pengendapan alkohol untuk mengetahui ada tidaknya
kandungan protein dalam suatu bahan pangan tertentu.
I.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan
dari praktikum uji kadar protein dengan metode penegndapan alcohol adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui cara pengujian protein metode pengendapan alcohol
2. Untuk mengetahui ada tidaknya kandungan protein dalam
beberapa bahan pangan.
Kegunaan dari
praktikum ini adalah agar setiap praktikan mengerti cara menguji kadar protein
suatu bahan pangan dengan menggunakan metode pengendapan alcohol.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Telur Ayam
Kampung
Telur ayam
kampung memiliki gizi yang lebih baik dibandingkan telur ayam ras dan telur
bebek. Karena setiap 100 gram telur ayam kampung mengandung 74 gram air, 12,8
gram protein, 11,5 gram lemak, 0,7 gram karbohidrat serta sebagai vitamin dan mineral. Wanita membutuhkan 45 gram protein
sehari dan pria membutuhkan 55 gram atau sekitar 2-3 butir. Oleh karena itu telur ayam kampung dijual lebih mahal dipasaran. (Agus,
2002)
Telur ayam kampung
yang asli mempunyai kelebihan dibandingkan telur ayam yang lain. Selain sumber
kalori dan protein hewani yang cukup baik (mudah diserap usus dalam jumlah yang
banyak) dapat dipakai sebagai campuran minuman jamu yang diyakini dapat
memberikan kesegaran pada tubuh. Dengan
demikian tubuh tidak mudah kena penyakit. Per 100 gram telur ayam kampung
mengandung 174 kalori, 10,8 gram protein, 4,9 mg
zat besi dan 61,5 g retinol (vitamin A). Untuk meningkatkan khasiatnya
dalam mengkonsumsi telur ayam kampung dapat ditambahkan madu asli (untuk menambah energi) (Gunawancholis, 2012).
zat besi dan 61,5 g retinol (vitamin A). Untuk meningkatkan khasiatnya
dalam mengkonsumsi telur ayam kampung dapat ditambahkan madu asli (untuk menambah energi) (Gunawancholis, 2012).
II.2 Susu Murni
Susu murni adalah cairan yang disekresikan
oleh kelenjar ambing, berfungsi utama sebagai nutrisi yang kompleks untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi manusia atau hewan yang baru lahir karena zat
gizi yang dikandung sangat lengkap dengan perbandingan sempurna seperti
karbohidrat, lemak susu, protein dari asam amino, mineral, dan vitamin. Komposisi susu terdiri dariair (87.20%), protein (3.50%), lemak
(3.70%), abu (0.70%), bahan kering (12.80%), dan laktosa (4.90). Karbohidrat
susu sapi terdiri dari laktosa yaitu 5% dan hampir konsisten pada semua breed
sapi. Protein susu sebagian besar
terdiri dari kasein yaitu 8085%, jika pH susu menurun menjadi 4.6 maka kasein
akan berubah menjadi lapisan endapan, bagian cairan endapan tersebut disebut whey. Kandungan lemak pada susu yaitu 3.5-5% dan
bervariasi pada setiap breed serta sebagian besar terdiri dari trigliserida
(Jay, 2005)
Mutu susu segar ditingkat peternak pada umumnya berbeda-beda. Hal ini
disebabkan oleh pemberian pakan yang berbeda. Berdasarkan Standar Nasional
Indonesia
(SNI) 01-3141-1998 syarat mutu susu segar adalah berat jenis (pada suhu 27,5°C) minimal 1.0280. Kadar Lemak minimal 3,0%, kadar bahan kering tanpa
(SNI) 01-3141-1998 syarat mutu susu segar adalah berat jenis (pada suhu 27,5°C) minimal 1.0280. Kadar Lemak minimal 3,0%, kadar bahan kering tanpa
lemak 8,0%,
kadar protein minimal 2,7%. Warna, bau, rasa dan kekentalan tidak ada perubahan. Derajat asam 6 -
7°SH. Uji Alkohol (70%) negatif, uji katalase
maksimal 3 cc. Angka refraksi 36 – 38, angka reduktase 2-5
jam (Deptan, 2006)
II.3 Telur Puyuh
Kandungan protein dan lemak telur
burung puyuh lebih baik dibandingkan dengan telur
unggas lainnya. Kandungan proteinnya tinggi, tetapi kadar lemaknya rendah. Selain itu rasanya juga lezat dan dapat
disajikan dalam berbagai bentuk dan rasa.
Bahkan telur dipercaya dapat memberikan kekuatan sehingga sering digunakan obat kuat dan campuran jamu dan anggur.
Telur burung puyuh sangat baik untuk
diet kolesterol karena dapat mengurangi terjadinya penimbunan lemak, terutama di jantung, sedangkan kebutuhan proteinnya
tetap mencukupi (Murtidjo, 1996)
Secara umum, komposisi kandungan
telur burung puyuh adalah 47,4% albumin (putih telur); 31,9% yolk (kuning telur); serta 20,7%
cangkang telur dan selaput
tipis. Bobot telur burung puyuh rata-rata 10 gram atau sekitar 8%
dari bobot tubuh
burung puyuh betina (Listiyowati, 2005).
II.4 Susu
kedelai
Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang
merupakan hasil ekstraksi dari
kedelai. Protein susu kedelai memiliki susunan asam amino yang hampir sama dengan susu
sapi sehingga susu kedelai seringkali digunakan sebagai pengganti susu sapi bagi mereka yang alergi terhadap protein hewani.
Susu kedelai merupakan minuman yang
bergizi tinggi, terutama kandungan proteinnya. Selain itu susu kedelai juga mengandung lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor,
zat besi, provitamin A, vitamin B kompleks
(kecuali B12),
dan air (Adnan, 1984)
dan air (Adnan, 1984)
Susu kedelai baik dikonsumsi oleh
orang-orang yang alergi susu sapi, yaitu orang-orang yang tidak punya atau
kekurangan enzim laktase (β-galaktosidase)
dalam saluran pencernaannya, sehingga tidak mampu mencerna laktosa yang
terkandung dalam susu
sapi (Koswara, 1997)
sapi (Koswara, 1997)
II.5 Blondo Nenas (Ananas
sativus)
Pada umumnya
buah nenas memiliki bagian-bagian yang bersifat buangan, bagian-bagian tersebut
antara lain daun, kulit luar, mata dan hati (bonggol/blondo). Pada bagian kulit
merupakan bagian terluar, memiliki tekstur yang tidak rata, dan banyak terdapat
duri kecil pada permukaannya. Bagian
mata memiliki bentuk yang agak rata dan banyak terdapat lubang-lubang kecil
menyerupai mata. Bagian terakhir yang juga merupakan bahan buangan adalah bonggol yaitu bagian tengah dari buah nanas, memiliki bentuk
memanjang sepanjang buah nenas, memiliki tekstur yang agak keras dan rasanya
agak manis (Tahir, 2008)
Bonggol Nenas
merupakan bagian nenas yang kaya akan karbohidrat, terdiri atas beberapa gula
sederhana misalnya sukrosa, fruktosa, dan glukosa, serta enzim gromelin
yang dapat merombak protein menjadi asam amino agar mudah diserap tubuh
banyak mengandung gula, Vitamin A, vitamin C dan mengandung mineral yang diperlukan tubuh (Rismunandar, 1989)
yang dapat merombak protein menjadi asam amino agar mudah diserap tubuh
banyak mengandung gula, Vitamin A, vitamin C dan mengandung mineral yang diperlukan tubuh (Rismunandar, 1989)
II.6 Protein
Protein
merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. Tidak seperti bahan
makronutrien lainnya (karbohidrat, lemak), protein ini berperan lebih penting
dalam pembentukan biomolekul daripada sumber energi. Namun demikian apabila
organisme sedang kekurangan energi, maka protein ini dapat juga di pakai
sebagai sumber energi. Keistimewaan lain dari protein adalah strukturnya yang
selain mengandung N, C, H, O, kadang mengandung S, P, dan Fe (Sudarmadji,
1989).
Molekul protein
merupakan rantai panjang yang tersusun oleh mata rantai asam-asam amino. Dalam
molekul protein, asam-asam amino saling dirangkaikan melalui reaksi gugusan
karboksil asam amino yang satu dengan gugusan amino dari asam amino yang lain,
sehingga terjadi ikatan yang disebut ikatan peptida. Ikatan pepetida ini
merupakan ikatan tingkat primer. Dua molekul asam amino yang saling diikatkan
dengan cara demikian disebut ikatan dipeptida. Bila tiga molekul asam amino,
disebut tripeptida dan bila lebih banyak lagi disebut polypeptida. Polypeptida
yang hanya terdiri dari sejumlah beberapa molekul asam amino disebut
oligopeptida. Molekul protein adalah suatu polypeptida, dimana sejumlah besar
asam-asam aminonya saling dipertautkan dengan ikatan peptida tersebut (Gaman,
P.M, 1992).
Protein merupakan molekul yang
sangat besar, sehingga mudah sekali
mengalami perubahan bentuk fisik maupun aktivitas biologis. Banyak faktor yang menyebabkan perubahan sifat alamiah protein misalnya : panas, asam, basa, pelarut
organik, pH, garam, logam berat, maupun sinar radiasi radioaktif. Perubahan sifat fisik yang mudah diamati adalah terjadinya penjendalan (menjadi tidak larut) atau
pemadatan (Sudarmadji. S, 1989)
mengalami perubahan bentuk fisik maupun aktivitas biologis. Banyak faktor yang menyebabkan perubahan sifat alamiah protein misalnya : panas, asam, basa, pelarut
organik, pH, garam, logam berat, maupun sinar radiasi radioaktif. Perubahan sifat fisik yang mudah diamati adalah terjadinya penjendalan (menjadi tidak larut) atau
pemadatan (Sudarmadji. S, 1989)
II.7 Uji Protein Metode Pengendapan Alkohol
Pengendapan protein dilakukan dengan
denaturasi protein. Denaturasi dapat dilakukan akibat adanya perubahan pH,
temperature, dan penambahan senyawa kimia. Penambahan
pelarut organik akan menggantikan beberapa molekul air di sekitar daerah
hidrofob dari permukaan protein yang berasosiasi dengan protein sehingga
menurunkan konsentrasi air dalam larutan. Dengan demikian kelarutan protein
akan menurun dan memungkinkan terjadinya pengendapan (Muslim, 2010).
Hanya tabung-tabung yang mengandung asam (ber-pH rendah) yang
menunjukkan pengendapan protein pada uji pengendapan oleh alkohol. Pada
protein, ujung C asam amino yang terbuka dapat bereaksi dengan alkohol dalam
suasana asam membentuk senyawa protein ester. Pembentukan ester ini ditunjukkan
oleh adanya endapan yang terbentuk.Protein akan terdenaturasi atau mengendap
bila berada pada titik isolistriknya, yaitu pH dimana jumlah muatan positif
sama dengan jumlah muatan
negatifnya (Rismaka, 2009).
negatifnya (Rismaka, 2009).
II.8 Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda
kaustik atau sodium hidroksida, adalah
sejenis basa logam kaustik. Natrium hidroksida terbentuk dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Natrium hidroksida bersifat lembap cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. NaOH sangat larut dalam air dan akan
melepaskan panas ketika dilarutkan. Penambahan NaOH yang ditambahkan alkohol akan menghasilkan endapan karena reaksi dengan protein akan memberikan endapan. Hal ini disebabkan oleh
pengikatan oleh albumin sehingga terjadi endapan (Anonim, 2011).
sejenis basa logam kaustik. Natrium hidroksida terbentuk dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Natrium hidroksida bersifat lembap cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. NaOH sangat larut dalam air dan akan
melepaskan panas ketika dilarutkan. Penambahan NaOH yang ditambahkan alkohol akan menghasilkan endapan karena reaksi dengan protein akan memberikan endapan. Hal ini disebabkan oleh
pengikatan oleh albumin sehingga terjadi endapan (Anonim, 2011).
NaOH
tergolong basa kuat yang ditunjukkan dengan adanya endapan setelah pemanasan.
Setelah didiamkan,tidak tampak adanya perubahan. Hal ini kemungkinan terjadi
karena NaOH yang ditambahkan tidak cukup banyak sehinggah belum
mampumendenaturasi protein yang terdapat dalam larutan (Darwinta,2010).
II.9 Asam Klorida (HCl)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Asam klorida
adalah asam
kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam
lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam
klorida harus ditangani dengan keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang
sangat korosif. Ciri-ciri fisika asam klorida seperti titik didih, titik leleh, massa jenis, dan pH tergantung
pada konsentrasi atau molaritas HCl dalam larutan asam tersebut. Sifat-sifat
ini berkisar dari larutan dengan konsentrasi HCl mendekati 0% sampai dengan
asam klorida berasap 40% HCl (Anonim, 2012).
Pengendapan
ini terjadi dikarenakan adanya reaksi asam dengan gugus amino dari protein yang
menyebabkan terbentuknya endapan. Baik protein telur maupun protein susu memberikan
endapan berwarna kuning yang sedikit demi sedikit menghilang saat ditambahkan
HCl berlebih. Hal ini menunjukkan bahwa pengendapan HCl pengendapan
bersifat reversible (Hadiyanti, 2011).
II.10 Alkohol
Pengendapan protein
dengan alkohol adalah kompetisi pembentukan ikatan antara protein-air dengan
alkohol-air. Alkohol dapat mengendapkan protein karena gugus fungsional dari
alkohol lebih kuat mengikat air melalui pembentukan ikatan hidrogen
dibandingkan dengan molekul protein sehingga kelarutan protein dalam air
berkurang. Alkohol juga mampu merusak ikatan hidrogen di antara gugus amida
yang terdapat dalam struktur sekunder protein sehingga protein kehilangan air
(terhidratasi) dan akhirnya mengendap (Awan, 2012).
Penambahan alkohol yang merupakan pelarut organik akan
menurunkan kelarutan protein. Hal tersebut terjadi karena kelarutan suatu
protein tergantung dari kedudukan dan
distribusi dari gugus hidrofil polar dan hidrofob polar pada molekul. Alkohol
mampu mengendapkan logam dalam suasana asam dan pada pH 4,7 yang merupakan
titik isoelektrik (Tim Dosen Kimia, 2011).
Pengendapan protein
penting dalam rangka memisahkan protein dari
larutan. Penambahan asam atau basa mengakibatkan perubahan pH sehingga ikatan-ikatan
ionik menjadi terputus. Putusnya ikatan-ikatan ionik tersebut menjadikan
albumin kehilangan daya larutnya. Selain itu, putusnya ikatan ionik juga
mengakibatkan hilangnya daya ikat air atau (Water Holding Capacity) protein, dari akibat-akibat tersebut maka protein akan terpisah dari pelarutnya (mengendap) (Busyro, 2011).
larutan. Penambahan asam atau basa mengakibatkan perubahan pH sehingga ikatan-ikatan
ionik menjadi terputus. Putusnya ikatan-ikatan ionik tersebut menjadikan
albumin kehilangan daya larutnya. Selain itu, putusnya ikatan ionik juga
mengakibatkan hilangnya daya ikat air atau (Water Holding Capacity) protein, dari akibat-akibat tersebut maka protein akan terpisah dari pelarutnya (mengendap) (Busyro, 2011).
Protein
juga ada yang bersifat amfoter, artinya protein tersebut dapat bereaksi dalam
asam maupun basa. Dalam asam akan bersifat basa dan sebaliknya dalam basa akan
bersifat asam. Jika putih telur diuji dengan uji pengeruh asam dan basa kuat,
maka beberapa asam akan membentuk gumpalan dan ada yang membentuk
endapan (Marzuki, 2012).
endapan (Marzuki, 2012).
II.11 Buffer
Larutan penyangga adalah larutan yang bersifat
mempertahankan pH-nya, jika ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa atau
diencerkan. Larutan penyangga merupakan campuran asam lemah dengan basa
konjugasinya atau campuran basa lemah dengan asam konjugasinya. Larutan
penyangga yang bersifat asam mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7).
Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang
garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan
suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan
berlebih. Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk
mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang
merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan
suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam
jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa
konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang
digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain (Anonim,
2014)
Hasil
praktikum dengan uji kadar protein metode
pengendapan alkohol yang dilakukan dengan penambahan NaOH pada sampel
putih telur dari telur ayam kampung lalu ditambahkan lagi larutan alkohol 95%
sebanyak 1 ml dan yang terjadi adalah penggumpalan berupa gel. Ini dikarenakan gugus fungsional dari alkohol lebih
kuat mengikat air melalui pembentukan ikatan hidrogen dibandingkan dengan
molekul protein sehinggakelarutan protein dalam air berkurang yang
mengakibatkan adanya penggumpalan.
Hasil
praktikum dengan uji kadar protein metode
pengendapan alkohol yang dilakukan dengan penambahan HCl pada putih
telur ayam kampung. Perlakuan pertama yang dilakukan adalah diambil putih telur
dari telur itik sebanyak 1 ml, dimasukkan dalam tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan larutan HCl 0,2 M sebanyak 1 ml, yang terjadi adalah sampel berwarna
putih keruh dan terjadi banyak endapan. Hal ini disebabkan karena terjadinya
denaturasi saat direaksikan dengan HCl yang bersifat asam, sehingga penambahan asam
akan menggantikan beberapa molekul air di
sekitar daerah hidrofob dari permukaan protein yang berasosiasi dengan protein
sehingga menurunkan konsentrasi air dalam larutan (Khofiyaa
,2013).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
Aplikasi Teknik Laboratorium tentang Uji Kadar Protein Metode Pengendapan
Alkohol dilaksanakan pada hari Rabu, 05 November 2014,
pukul 08.00-12.00 WITA di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
pukul 08.00-12.00 WITA di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
III.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang
digunakan dalam praktikum uji kadar protein metode pengendapan adalah:
-
tabung reaksi - pipet tetes
-
wadah -
pipet volume
- batang pengaduk - rak tabung reaksi
Bahan yang
digunakan dalam praktikum uji kadar protein metode pengendapan alkohol adalah:
- telur ayam kampung - susu
Murni
- telur puyuh - susu kedelai
- blondo nenas - larutan NaOH 0,2 M
- alkohol 96% - HCL 0,2 M
- tissue - buffer pH 4
III.3 Prosedur Praktikum
Prosedur
praktikum Uji Kadar Protein Metode Pengendapan Alkohol adalah sebagai berikut.
1.
Bahan telur ayam
kampung disiapkan.
2.
Diambil Putih telurnya
sebanyak 1 ml.
3.
Disiapkan pula 3 tabung reaksi dimana:
a. Tabung reaksi
1 : Ditambahkan 1 ml HCL 0,2 M.
b. Tabung reaksi
2 : Ditambahkan 1 ml NaOH 0,2 M.
c. Tabung reaksi
3 : Ditambahkan larutan buffer
4.
Diamati perubahan warnanya.
5. Ditambahkan 1 ml alkohol 96%.
6. Diamati perubahan warna tabung reaksi.
IV. Hasil dan Pembahasan
IV.1 Hasil
Hasil
praktikum uji kadar protein dengan metode pengendapan alkohol dalam disajikan
dalam tabel berikut
Tabel 09 Hasil Uji Protein Metode
Pengendapan Alkohol
No
|
Bahan
|
HCl
|
NaOH
|
Buffer pH 4
|
1
|
Telur Ayam kampung
|
Menggumpal
|
Menggumpal
|
Menggumpal
|
2
|
Susu murni
|
Endapan sedikit
|
Tidak terjadi perubahan
|
Endapan banyak
|
3
|
Telur puyuh
|
Endapan sedikit
|
Tidak terjadi perubahan
|
Endapan banyak
|
4
|
Susu kedelai
|
Agak keruh
|
Tidak berubah
|
Endapan sedikit
|
5
|
Blondo nenas
|
Agak keruh
|
Endapan sedikit
|
Agak keruh
|
Sumber:
Data Sekunder Praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium, 2014.
Tabel 10 Hasil Uji protein Metode
Pengendapan Alkohol
No
|
Bahan
|
NaOH + Alkohol
|
HCl +Alkohol
|
Buffer pH 4 + alkohol
|
1
|
Telur Ayam kampung
|
Menggumpal
|
Menggumpal dan mengendap
|
Menggumpal dan mengendap
|
2
|
Susu murni
|
Tidak terjadi perubahan
|
Endapan perubahan
|
Endapan bertambah
|
3
|
Telur puyuh
|
Menggumpal
|
mengendap
|
Endapan putih seutuhnya
|
4
|
Susu kedelai
|
Tidak berubah
|
Endapan sedikit
|
Endapan banyak
|
5
|
Blondo nenas
|
Endapan bertambah
|
Endapan sedikit
|
Endapan bertambah
|
Sumber:
Data Sekunder Praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium, 2014.
IV.2 Pembahasan
.
V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum Uji Kadar
Protein Metode Pengendapan Alkohol adalah sebagai berikut.
1.
Prinsip pengujian
protein metode pengendapan alkohol adalah dengan cara menambahkan 1 ml alkohol
95% pada bahan yang telah ditetesi larutan HCL 0,2 M, NaOH 0,2 M, dan larutan
buffer pH 4.
2.
Ada tidaknya kandungan proten dalam
suatu bahan pangan dapat diketahui dengan uji kadar protein metode pengendapan
alkohol. Jika setelah ditambahkan alkohol 95% terbentuk endapan, maka terdapat
kandungan protein dalam bahan pangan tersebut.
V.2 Saran
Saran
saya untuk praktikum selanjutnya agar praktikan dapat mempelajari percobaannya dan tertib saat
praktikum berlangsung agar praktikum dapat berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Natrium Hidroksida.
http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksida. 26 November
2014. Makassar.
Anonim, 2012. http://biology-community.blogspot.com/2012/09/struktur-dan-fungsi-protein.html. 26 November
2014. Makassar.
Busyro. 2011. Laporan 5
(Protein). http://muzhoffarbusyro.wordpress.com/teknologi-industri-pangan/laporan-praktikum-mikrobiologi-pangan-i/laporan-praktikum-kimia-pangan/laporan-5-protein/. 26
November 2014.
Makassar.
Darwinta,
Haris. Dianto. 2010. Hasil
pengamatan http://harisdianto.files.wordpress.com/2010/01/lap-lemak.pdf. Diaskes pada tanggal tanggal
26 November 2014.
Makassar.
Diya. 2012. Pembahasan
Identifikasi Protein. http://www.scribd.com/doc/83477349/Pembahasan-Identifikasi-
Protein. 26
November 2014.
Makassar.
Hadiyanti, Meilina Rizky. 2011. Analisis
Protein. http://mel-rizky.blogspot.com/2011/11/analisis-protein.html. 26 November
2014. Makassar.
Marzuki, Latifah Zahro. 2012. Laporan Praktikum Kimia Analisa Kualitatif Protein Dalam
Putih Telur Itik. http://latifahzahrohmarzuki.blogspot.com/.
Muslim, Wahyuew. 2010. Resipitasi Plasma Protein
Untuk Uji Farmakokinetik. http://farmasi07itb.wordpress.com/2010/03/13/presipitasi-plasma-protein-untuk-uji-farmakokinetik/. 26 November
2014. Makassar..
Rismaka. 2009. Uji Kualitatif
Protein dan Asam Amino. http://www.rismaka.net/2009/06/uji-kualitatif-protein-dan-
asam-amino.html.
26 November 2014.
Makassar.
Tim Dosen Kimia. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia Umum. Laboratorium Biokimia, Universitas
Hasanuddin: Makassar. 26
November 2014.
Makassar.
LAMPIRAN
Lampiran 06. Putih Telur Ayam Kampung + NaOH, HCl dan Buffer pH 4
1 komentar:
ervan... kenapa sifat asam ataupun basa pada suatu larutan bisa menyebabkan terbentuknya endapan ataupun gumpalan ? katanya berhubungan dengan titik isoelektrik. apa hubungannya ?
-salam blogger
Posting Komentar