TUGAS INDIVIDU
AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN
AGRIBISNIS TANAMAN
JAGUNG
NAMA: ERVAN
TOGATOROP
NIM : G31113302
MATA KULIAH
AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDIN
MAKASSAR
2014
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jagung merupakan salah satu komuditas utama yang banyak
dibudidayakan oleh masyarakat terutama di Indonesia. Jumlah jagung yang
diproduksi oleh masyarakat belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar karena
masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang bagaimana cara
membudidayakan jagung yang benar dan baik dan tanah atau lahan untuk tanaman
jagung telah banyak dialih fungsikan sebagai gedung-gedung dan lain-lain.
Perusahaan swasta pun juga belum memproduksi jagung secara optimal. Jagung juga
sebagai makanan pokok di suatu daerah tertentu dan diubah menjadi beberapa
makanan ringan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat sehingga kebutuhan akan
jagung meningkat di masyarakat.
Hasil tanaman jagung juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu masih belum optimalnya penyebaran varietas unggul dimasyarakat, pemakaian
pupuk yang belum tepat, penerapan teknologi dan cara bercocok tanam yang beum
diperbaiki. Usaha untuk meningkatkan produksi tanaman jagung adalah peningkatan
taraf hidup petani dan memenuhi kebutuhan pasar maka perlu peningkatan produksi
jagung yang memenuhi standard baik kualitas dan kuantitas jagung yan dihasilkan
tetapi dalam melakukan hal tersebut perlu mengetahui atau memahami karakteristik
tanaman jagung yang akan ditanam seperti morfologi, fisiologi dan agroekologi
yang diperlukan oleh tanaman jagung sehingga dapat meningkatkan produksi jagung
di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
cara membudidayakan tanaman jagung?
2. Bagaimana
sistem agribisnis tanaman jagung ?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui cara membudidayakan tanaman jagung.
2. Untuk
mengetahui cara perhitungan analisa ekonomi dalam budidaya tanaman jagung.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Jagung merupakan salah satu contoh tanaman C4 yang berarti lebih
banyak membutuhkan sinar matahari yang cukup dalam setiap pertumbuhan tanaman
tersebut. Tanaman C4 merupakan tanaman yang memerlukan intensitas cahaya
matahari yang lebih tinggi sehingga tanaman ini dapat membentuk rantai carbon
sebanyak 4 buah dalam menambat carbon dioksida (CO2) dalam
melangsungkan fotosintesis (Salisburi dan Ross, 1995). Untuk tanaman jagung
tiak perlu diadakan naungan karena salah satu tanaman C4. Sehingga jagung lebih
cocok dalam suhu antara 20-300 C dan ketinggian antara 50-1800
m dari permukaan laut. Tanaman jagung juga termasuk tanaman monokotil yang
berarti tidak memiliki kayu pada bagia batangnya dan termasuk dalam famili
rumput-rumputan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi tanaman jagung dapat
dari berbagai hal, salah satu contohnya yaitu faktor iklim. Iklim merupakan
keadaan dimana yang sangat menentukan sehingga tidak semua tanaman dapat tumbuh
pada setiap iklim. Selain iklim dapat menentukan produktivitas tanaman jagung
tetapi dapat juga menentukan dalam hal kandungan gizi yang dihasilkan tanaman
tetapi masyarakat tidak mementingkan gizi yang terkandung dalam tanaman jagung
tersebut. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki iklim tropis yang
hanya memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan kemarau. Untuk daerah iklim tropis
kandungan gizi dalam tanaman hanya banyak mengandung karbohidrat yang tinggi
tetapi rendah kandungan protein pada setiap tanaman yang dihasilkan
(Kartasapoetra, 1990).
Peningkatan produktivitas tanaman jagung merupakan hal yang penting
dalam memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia. Dalam hal peningkatan produksi
tanaman jagung ini perlu memperhatikan berbagai faktor seperti iklim, esensial,
hama dan penyakit danvarietas tanaman yang akan ditanam. Salah satu faktok
iklim yang berpengaruh dalam meningkatkan produksi tanaman adalah cahaya.
Cahaya merupakan hasil dari gabungan antara berbagai warna yang ditimbulkan
oleh sinar matahari atau benda lain yang dapat menghasilkan cahaya. Bagi
tanaman cahaya sangat penting karena menyangkut berbagai hal dalam melakukan
fotosintesis yang dibutuhkan oleh tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Bukan
hanya dalam hal fotosintesis cahaya yang diperlukan oleh tanaman tetapi proses
pekembangan seperti perkecambahan, perpanjangan batang, membukanya hipocotyl,
perluasan daun, sintesa klorofil, gerakan batang dan daun, pembukaan bunga dan
dormansi tunas (Fitter dan Hay, 1992).
Irigasi merupakan salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan air
bagi tanaman dengan membuat saluran-saluran irigasi sehingga ketika air
dibutuhkan oleh tanaman petani perlu mengalirkan air ke dalam petak tanaman
jagung tersebut. Hal ini tersebut merupakan salah satu manfaat pengairan atau
irigasi bagi tanaman dan petani. Untuk tanaman jagung panjang akar hanya
mencapai panjang 25 cm sehingga dalam mencari sumber air tanaman jagung tidak
dapat menjangkau air tanah yang dalam. Untuk irigasi tanaman jagung lebih baik
menggunakan irigasi bawah permukaan karena panjang akar tanaman jagung tidak
cukup untuk menjangkau air tanah yang dalam selain itu irigasi ini hanya
diperuntukkan bagi tanaman produksi (Al Omran et al, 2012).
Cara Budidaya Tanaman Jagung
a) Penyiapan Benih
1) Persyaratan Benih
Bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun fisiologinya. Benih berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, murni, tidak mengandung
kotoran, tidak tercemar hama dan penyakit). Benih yang terjamin adalah benih
bersertifikat.
Jagung hibrida berpotensi produksi tinggi,
namun mempunyai kelemahan yaitu harga benih lebih mahal, dapat digunakan
maksimal 2 kali turunan. Beberapa varietas unggul jagung seperti terlihat pada
Tabel 1
Tabel 1. Beberapa
Contoh Varietas Jagung Hibrida
Varietas
|
Umur
|
Potensi Hasil
(Ton/ha)
|
Rata- rata Hasil (Ton/ha)
|
C6
|
98-105
|
-
|
10-10,3
|
C7
|
95-105
|
10-12,4
|
8,1
|
Pioneer 13
|
90-115
|
10-11
|
8,027
|
Pioneer 14
|
89-112
|
10-11
|
7,578
|
CPI -1
|
97
|
-
|
6,2
|
CPI- 2
|
97
|
8-9
|
6,2
|
IPB 4
|
100-105
|
-
|
6,6
|
Semar 2
|
91
|
-
|
5,0-6,1
|
Semar 3
|
94
|
8-9
|
5,3
|
2) Penyiapan Benih
a.Benih jagung
komposit dapat diperoleh dari penanaman sendiri, dari jagung yang tumbuh sehat.
b. Dari tanaman
terpilih, diambil jagung yang tongkolnya besar, barisan biji lurus dan penuh
tertutup rapat oleh klobot, dan tidak terserang oleh hama penyakit.
c. Tongkol
dipetik setelah lewat fase matang fisiologi dengan ciri: biji mengeras dan
sebagian besar daun menguning.
d. Tongkol dikupas
dan dikeringkan, bila benih akan disimpan dalam jangka lama, setelah
dikeringkan tongkol dibungkus dan disimpan di tempat kering.
e. Dari
tongkol kering, diambil biji bagian tengah. Biji di bagian ujung dan pangkal
tidak digunakan sebagai benih.
f. Daya
tumbuh benih lebih dari 90%. Benih yang dibutuhkan adalah sebanyak 20-30 kg/ha.
3) Perlakuan Benih
Sebelum benih ditanam, sebaiknya dicampur dengan fungisida,
terutama apabila diduga akan ada serangan jamur. Bila diduga akan ada serangan
lalat bibit dan ulat agrotis, sebaiknya benih dimasukkan ke dalam lubang
bersama-sama dengan insektisida butiran dan sistemik.
b) Pengolahan Media Tanam
Pengolahan tanah bekas pertanaman padi
dilaksanakan setelah membabad jermi. Jerami dapat digunakan sebagai
mulsa/penutup tanah setelah jagung ditanam. Kegunaan mulsa yaitu mengurangi
penguapan tanah, menghambat pertumbuhan gulma, menahan pukulan air hujan dan
lama kelamaan mulsa menjadi pupuk hijau. Pengolahan tanah pada lahan kering cukup
sampai dengan kedalaman 10 cm dan semua limbah digunakan sebagai mulsa.
Pada saat pengolahan tanah setiap 3 m perlu
disiapkan saluran air sedalam 20 cm dan lebar 30 cm yang berfungsi untuk
memasukkan air pada saat kekurangan air dan pembuangan air pada saat air
berlebih.
Tanah dengan pH kurang dari 5,0, harus dikapur
1 bulan sebelum tanam. Jumlah kapur yang diberikan 1-3 ton/ha untuk 2-3 tahun
disebar merata atau pada barisan tanaman, Dapat pula digunakan dosis 300 kg/ha
per musim tanam dengan cara disebar pada barisan tanaman atau menggunakan
mineral zeolit dengan dosis sesuai dengan petunjuk produsen.
1). Minimum Tillage
Pada lahan-lahan yang peka terhadap erosi,
budidaya jagung perlu diikuti dengan usaha-usaha konservasi seperti penggunaan
mulsa dan sedikit mungkin pengolahan tanah. Bila waktu tanam mendesak,
pengolahan tanah dapat dilakukan hanya pada barisan tanaman saja, selebar 60 cm
dengan kedalaman 15 – 20 cm.
2). Zero Tillage (tanpa pengolahan tanah)
Pemberantasan gulma menggunakan herbisida 2-3
lt/ha. Tanah dicangkul hanya untuk lubang tanaman.
c) Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanaman
a. Tumpang sari (Intercropping); Penanaman
lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda).
b. Tumpang gilir (Multiple Cropping),
dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor
lain untuk mendapat keuntungan maksimum.
c. Tanaman bersisipan (Relay Cropping):
dengan cara menyisipkan satu/beberapa jenis tanaman selain jagung. Misalnya waktu jagung menjelang panen
disisipkan kacang panjang.
d. Tanaman Campuran (Mixed Cropping):
penanaman terdiri atas beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam
maupun larikannya. Pada pola ini lahan efisien, tetapi riskan terhadap hama dan penyakit.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 3-5
cm, tiap lubang diisi 1 butir benih. Jarak tanam disesuaikan dengan umur panen.
Jagung berumur ≥100 hari jarak tanam 40 x 100 cm (2 tanaman /lubang). jagung.berumur 80-100
hari, jarak tanamnya 25 x 75 cm (1 tanaman/lubang). Sedangkan jagung. berumur < 80 hari, jarak
tanam 20 x 50 cm (1 tanaman/lubang).
Tabel 2. Jarak tanam
dan Populasi Jagung Per Hektar
Varietas
|
Jarak tanam
(cm x cm)
|
Populasi
(Tanaman/Ha)
|
Umur dalam
(>100 hari)
|
100 x (40-50)
|
40.000 – 50.000
|
Umur tengah
(90-100 hari)
|
75 x (40-50)
|
53.000 - 66.000
|
Umur genjah
(80-90 hari)
|
50 x (20-25)
|
80.000 – 100.000
|
3) Cara
Penanaman
Saat tanam tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila
tanah kering, perlu diairi, kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan turun.
Jumlah benih per lubang tergantung keinginan, bila dikehendaki 2 tanaman per
lubang maka benih yang dimasukkan 3 biji/lubang, bila dikehendaki 1
tanaman/lubang, maka benih yang dimasukkan 2 biji/lubang.
Jumlah kebutuhan benih per hektar dengan beberapa alternatif jarak
tanam dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Jarak Tanam
dan Kebutuhan Benih Jagung
Jarak tanam
(cm)
|
Non Hibrida
(kg/ha)
|
Hibrida
(kg/ha)
|
100 x 40
|
22,5
|
-
|
75 x 25
|
32
|
20
|
75 x 40
|
-
|
30 – 40
|
75 x 20
|
40
|
-
|
50 x 20
|
60
|
-
|
4) Lain-lain
Di lahan irigasi jagung ditanam pada musim kemarau. Di sawah tadah
hujan ditanam pada akhir musim hujan. Di lahan kering ditanam pada awal musim
hujan dan akhir musim hujan.
d) Pemeliharaan
1) Penjarangan dan
Penyulaman
Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman dan hanya dikehendaki 2
atau 1, tanaman yang tumbuh paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau
gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara
langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman
lain. Benih yang tidak tumbuh/mati perlu disulam, kegiatan ini
dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Penyulaman menggunakan benih dari jenis yang
sama.
2) Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman muda menggunakan
tangan, cangkul kecil, garpu. Penyiangan harus hati-hati agar tidak mengganggu
perakaran yang belum kuat mencengkeram tanah.
3) Pembumbunan
Pembumbunan bersamaan dengan penyiangan dan pemupukan pada umur 6
minggu. Tanah di kanan dan kiri barisan jagung diurug dengan cangkul, kemudian
ditimbun di barisan tanaman, membentuk guludan memanjang. Pembubunan juga
dilakukan bersamaan penyiangan kedua.
4) Pemupukan
Pemupukan perlu memperhatikan jenis, dosis, waktu dan cara
pemberian pupuk. Pada umumnya varietas unggul lebih banyak memerlukan pupuk
dibandingkan dengan varietas lokal. Pemupukan pada tanaman jagung disajikan
pada tabel 4.
Tabel 4 Dosis dan
Waktu Pemberian Pupuk pada Tanaman Jagung
No
|
Jenis
|
Dosis
(kg/ha)
|
Waktu pemberian
|
||
Dasar
|
21 HST
|
35 HST
|
|||
(kg/ha)
|
(kg/ha)
|
(kg/ha)
|
|||
1
|
Non Hibrida
|
||||
- Urea
|
200
|
83,33
|
166,67
|
-
|
|
- TSP/SP-36
|
75-100
|
75-100
|
-
|
-
|
|
- KCL
|
50
|
50
|
-
|
-
|
|
2
|
Hibrida
|
-
|
-
|
||
- Urea
|
300
|
100
|
100
|
100
|
|
- TSP/SP-36
|
100
|
100
|
-
|
-
|
|
- KCL
|
50
|
50
|
-
|
-
|
Pertanaman jagung perlu dipupuk dengan pupuk organik
15.000-20.000kg/ha disebar merata saat pengolahan tanah atau disebar dalam
larikan dengan dosis 300 kg/ha. Pupuk buatan diberikan secara
tugal/larikan sedalam ± 10 cm pada kedua sisi tanaman dengan jarak 7 cm. Pada
jarak tanam yang rapat pupuk dapat diberikan di dalam larikan yang dibuat di
kiri kanan barisan tanaman.
5) Pengairan dan
Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali
bila tanah telah lembab. Pengairan diperlukan pada saat pembentukan malai dan
tongkol. Pemberian air pada pertanaman jagung cukup sampai tingkat kapasitas
lapang atau tidak sampai tergenang. Pertanaman jagung yang terlalu kering dapat
diairi melalui saluran pemasukan air. Air yang diberikan cukup hanya
menggenangi selokan yang ada, dibiarkan satu malam dan pada pagi harinya sisa
air dibuang.
6) Pengendalian hama dan penyakit
Untuk pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
A. Kultur teknis
a. Pembakaran
tanaman
b. Pengolahan
tanah yang intensif.
B. Pengendalian fisik /
mekanis
a. Mengumpulkan
larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang kemudian memusnahkannya.
b. Penggunaan
perangkap feromonoid seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per hektar atau 2 buah
per 500 m2 dipasang di tengah tanaman sejak tanaman berumur 2 minggu.
C. Pengendalian Hayati
Pemanfaatan musuh alami seperti : patogen SI-NPV
(Spodoptera litura- Nuclear Polyhedrosis Virus), Cendawan Cordisep,
Aspergillus flavus, Beauveria bassina, Nomuarea rileyi, dan Metarhizium
anisopliae, bakteri Bacillus thuringensis, nematodaSteinernema
sp,. Predator Sycanus sp,. Andrallus spinideus, Selonepnis
geminada, parasitoid Apanteles sp., Telenomus spodopterae,
Microplistis similis, dan Peribeae sp.
D. Pengendalian Kimiawi
Beberapa insektisida yang dianggap cukup efektif adalah
monokrotofos, diazinon, khlorpirifos, triazofos, dikhlorovos,
sianofenfos, karbaril, matador zeon, actara, dan amistartop.
3.2 Perhitungan Untuk Analisis Ekonomi Dalam Budidaya Tanaman
Jagung
LUAS LAHAN 1 HEKTAR (POPULASI ± 25.000 POHON)
A. Biaya
tetap
1. Sewa tanah = Rp.10.000.000,-
2.Hand sprayer 5
buah @ Rp. 285.000 : 5 th : 4 tanam = Rp. 71.500,-
3 Drum untuk
mencampur pestisida 2 bh @ Rp. 130.000,-:6 = Rp. 43.000,-
Jumlah = Rp. 10.114.500,-
B. Biaya variabel
1. Persiapan
lahan
Pengolahan
tanah 100 HKP @ Rp. 25.000 =Rp. 2.500.000,-
Pupuk
anorganik :
o Urea
200 kg @ Rp. 1.300,-/1 kg = Rp.
260.500,-
o SP-36
150 kg @ Rp. 1.700,-/ 1 kg = Rp. 225.000,-
o KCl
100 kg @ Rp. 2.300,- / 1 kg =
Rp. 230.000,-
Jumlah = Rp.
3.215.500,-
2. Penanaman
dan pemeliharaan
benih
15 KG @ Rp. 30.000,- = Rp. 450.000,-
Penanaman
10 HKW @ Rp. 17.000,- = Rp. 170.000,-
Penyulaman
5 HKW @ Rp. 17.000,- = Rp. 85.000,-
Tenaga
pemupukan susulan 2 x 10 HKW @ Rp. 17.000,- = Rp. 340.000,-
Tenaga
penyemprotan 3 x 5 HKP @ Rp. 25.000,- = Rp. 375.000,-
Pestisida
:
o Matador
zeon 1
Lt =Rp.
150.000,-
o Actara
250 gr @ Rp. 22.000,-/10
gr
= Rp. 550.000,-
o Amistartop
600 ml @ Rp. 135.000,-/250 ml = Rp. 324.000,-
Penyiangan
3 x 10 HKP @ Rp. 25.000,- = Rp. 750.000,-
pengairan
3 x 3 HKP @ Rp. 25.000,- =
Rp. 150.000,-
Jumlah =
Rp. 3.344.000,-
3. Panen,
pemipilan :
Panen
;
o 20
HKW @ Rp. 17.000,- =
Rp. 340.000,-
o 20
HKP @ Rp. 25.000,- = Rp. 500.000,-
Pemipilan
10.000 kg @ Rp. 50,- = Rp. 500.000,-
Jumlah = Rp.
1.340.000,-
4. Biaya
operasional:
Biaya transport Rp 750.000,-
Biaya
lain-lain Rp
500.000,- +
Jumlah Rp 1.250.000,-
Grand total biaya : Rp. 19.261.000,-
C. Keuntungan
9.000 kg @ Rp. 3.000,-
= Rp. 27.000.000,-
Jadi keuntungan
bersihnya yaitu : Rp. 27.000.000,- – Rp. 19.261.000,-
= Rp. 7.739.000,-
ket. : HKP
= hari kerja pria
HKW = hari kerja wanita
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari berbagai pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dalam
perencanaan usaha pertanian khususnya budidaya tanaman jagung perlu mengetahui
kondisi lingkungan yang sesuai dengan tanaman jagung.
2. Perencanaan
yang disusun akan membutuhkan beberapa biaya yang diperlukan dalam usaha
pertanian sehingga mempermudah dalam pengambilan keputusan pada usaha
pertanian.
4.2 Saran
Usaha bidang pertanian dengan budidaya tanaman
jagung sangat menguntungkan dilihat dari analisis ekonominya tetapi dalam usaha
perlu adanya perencanaan yang matang agar tidak terjadi kesalahan dalam biaya
maupun budidaya tanamannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://a289431visidanmisi.blogspot.com/2012/02/budidaya-tanaman-jagung.html.
Diakses pada tanggal 10 November 2012.
Al Omran et
al. 2012. Management of Irrigation Water Salinity in Greenhouse Tomato
Production under Calcareous Sandy Soil and Drip Irrigation. Journal Of
Agricultural Science And Technology. Vol 14:939-950.
Fitter dan Hay.
1992. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kartasapoetra, Ance
Gunarsih. 1990. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman.
Jakarta: Bumi Aksara.
http://putrajayatani.blogspot.com/2011/09/pengendalian-hama-dan-penyakit-pada.html.
Diakses pada tanggal 11 November 2012.
Salisbury dan Ross.
1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid Dua Biokimia Tumbuhan Edisi Keempat.
Bandung: ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar