Kamis, 23 Oktober 2014

TEKNIK PEMANASAN BAHAN PANGAN PANAS LEMBAB

TUGAS KELOMPOK
EVALUASI GIZI PENGOLAHAN
TEKNIK PEMANASAN BAHAN PANGAN
PANAS LEMBAB







OLEH :  KELOMPOK 1
ERVAN TOGATOROP                                G31113302
SERLI HATUL HIDAYAT                          G31113010
UMMI KALSUM                                          G31113303
KURNIATI TAJUDDIN                               G31113013
NUR SAKINAH                                            G31113001
RIA MANGALLA                                        G31113506
ST HASRAWATI TAYANG                        G31113004
NURUL WAKIAH                                        G31113509
ANDI NUR HUSNAYANTI YASIN            G31113510
HASRAH                                                       G31113005
KAMILIA NUR YAUMIL ALI                   G31113012
ARDHY ARISTA MANOPPO                     G31113312
DWI PRAYOGI                                            G31113012
                        TRI AYU PUTRI                                           G31113505
                        NABILA MUKHMININAH J                      G31113308

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
 Teknik pengolahan makanan panas basah adalah mengolahan makanan dengan bantuan cairan. Cairan tersebut dapat berupa kaldu ( stock ), air, susu, santan dan bahan lainnya. Teknik pengolahan makanan panas basah ini memiliki berbagai cara di antaranya :
I.       PEREBUSAN
a.            Teknik Boiling
Boilling adalah memasak makanan dalam air mendidih dengan cepat dan bergolak. Air mendidih temperatur 2120F atau 1000C. Cairan yang digunakan untuk proses boilling adalah kaldu, santan, atau susu yang direbus Ketika bahan cair dipanaskan sampai titik didih (1000), maka terjadi evaporisasi (penguapan) cairan secara cepat.
Bahan makanan yang diolah dengan teknik boiling:
1.      Sayuran
Sayuran dimasukkan kedalam air mendidih yang terlebih dahulu diberi garam. Saat proses boilling berlangsung biarkan panci terbuka, sehingga warna sayuran tetap hijau/segar. Jika sayuran telah matang, segera masukkan ke dalam air dingin. Hal ini dilakukan untuk menghentikan proses pematangan lebih lanjut dan menjaga sayuran tidak over cooking. Kriteria hasil sayuran dengan metode boilkling adalah empuk/lembut, warna sayuran tetap hijau/segar dan tidak luntur.
2.      Umbi-Umbian
Proses boilling untuk umbi-umbian dimulai sejak air masih dingin. Air harus menutupi permukaan umbi. Selama proses boilling panci harus dalam keadaan tertutup.
3.      Daging / Unggas
Prinsip merebus daging sama dengan sayuran , yaitu daging dimasukkan saat air telah mendidih.
Ø  Keuntungan Boilling
·         Bahan makanan menjadi lebih mudah dicerna
·         Metode ini sesuai untuk memasak dalam skala besar
·         Memperoleh flavour khas dari zat yang terkandung dalam bahan makanan
·         Metode cukup aman dan sederhana, dapat membunuh bakteri pathogen
·         Nilai gizi dan warna sayuran hijau dapat dipertahankan secara maksimum ketika waktu memasak diminimalisasi dan api diperbesar
·         Panas yang tinggi selama proses perebusan dapat membuat sayuran cepat matang meskipun waktu mamasak Cuma sebentar
Ø  Kelemahan Boilling
·         Kehilangan vitamin yang mudah larut dalam air
·         Air perebusan terkontaminasi oleh lapisan panci yang dapat larut. Oleh karena itu, bahan dan alat perebus harus sesuai sehingga tidak menimbulkan reaksi yang berbahaya. Alat-alat mask yang terbuat dari pirex , stainless, dan aluminiumcukup aman digunakan, sedangkan alat masak yang terbuat dari besi atau tembaga kurang bagus digunakan karena besi mudah berkarat
·         Makanan terlihat kurang menarik apabila proses perebusan lama karena terjadi perubahan warna sayuran hijau menjadi kusam dan kekuning-kuningan.

b.      Teknik Poaching
Teknik poaching dalam pengolahan makanan. Poaching adalah merebus bahan makanan dibawah titik didih dalam menggunakan cairan yang terbatas jumlahnya. Proses poaching berlangsung sedikit lama dan suhu dalam air berkisar 83 ◦c – 95 ◦c. Untuk melakukan poaching, perlu memperhatikan syarat berikut ini :
1.      Suhu poaching dibawah titik didih berkisar 83 ◦c – 95 ◦c.
2.       Cairan yang digunakan sesuai dengan banyaknya bahan makanan.
3.       Makanan harus tertutup dari cairan.
4.       Peralatan untuk poaching harus bersih dan tidak luntur.
Teknik dasar pengolahan poaching, dapat dilakukan untuk mengolah berbagai jenis makanan seperti daging, unggas, otak atau pankreas binatang, ikan, buah-buahan, dan sayur.
c.       Teknik Braising
Teknik braising adalah teknik merebus bahan makanan dengan cairan sedikit, kira-kira setengah dari bahan yang akan direbusdalam panci penutup dan api kecil secara perlahan-lahan. Untuk melakukan teknik braising, perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut :
1.      Teknik merebus dalam cairan yang sedikit.
2.      Bahan yang diolah harus dipotong rapi dan sama besarnya.
3.      Dalam pengolahan daging daging, caranya memasukan daging dalam braising pan, lalu siram dengan kaldu secukupnya, jangan sampai terendam seluruhnya.
4.      Jika menggunakan sauce pan, caranya cairkan mentega dalam sauce pan, lalu masukkan daging dan balik hingga warnanya kecoklatan. Untuk sayuran aduk sambil dibolak – balik.
5.      Jika proses pengolahan dalam oven, braising pan ditutup rapat dan masukan dalam oven. Apabila diolah diatas kompor ( perepian ), posisi braising pan tertutup.
Syarat –syarat menggunakan teknik braising ,yaitu sebagai berikut :
1.      Teknik ini cocok menggunakan daging bagian paha.
2.       Daging disaute dengan mentega hingga warnanya kecoklatan.
3.      Cairan pada proses braising dipakai untuk saus pada saat menghidangkan.
4.      Selama proses braising berlangsung, boleh ditambah cairan bila telah berkurang.
d.      Teknik Stewing
Stewing ( menggulai ) adalah mengolah bahan makanan yang terlebih dahulu ditumis bumbunya, dan direbus dengan cairan yang berbumbu dengan api sedang. Pada prosesstewing ini, cairan yang dipakai yaitu susu, santan, dan kaldu. Cairan dapat dikentalkan sebelum atau selama proses stewing berlangsung. Dalam pemberian garam, sebaiknya dimasukkan pada akhir stewing, karena dalam daging dan sayur sudah terkandung garam. Untuk mengolah makanan dengan teknik ini, perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut :
1.      Daging harus diblansir terlebih dahulu dalam air mendidih, agar kotorannya hilang
2.       Potongan bahan disesuaikan dengan jenis yang akan diolah.
3.      Saus untuk stewing dikentalkan dengan memakai tepung maizena.
4.      Pengolahan daging dengan teknik ini harus sering diaduk, sedangkan pada ikan mengaduknya hati-hati karena ikan mudah hancur.
e.       Teknik Steaming
Steaming adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih. Teknik ini bisa dikenal dengan mengukus. Bahan makanan diletakkan pada steamer atau pengukus, kemudian uap air panas akan mengalir ke sekeliling bahan makanan yang sedang dikukus. Untuk melakukan teknik ini perlu memperhatikan beberapa syarat berikut :
1.      Alat pengukus harus dipanaskan terlebih dahulu diatas air hingga mendidih dan mengeluarkan uap.
2.       Kapsitas alat pengukus harus disesuaikan dengan jumlah bahan yang dikukus
3.       Makanan harus dibungkus apabila tidak membutuhkan sentuhan uap air langsung.
4.      Air untuk mengukus harus mencukupi. Jika air kukusan habis, makanan yang dikukus akan beraroma hangus.
5.      Untuk hasil yang baik, waktu pengukusan harus tepat
f.       Teknik Simmering
Simmer, memasak dalam cairan mendidih dengan api kecil dan pelan, temperatur panas sekitar 85-96C. Bahan makanan seluruhnya harus tertutup cairan. Buih atau kotoran yang terdapat di atas permukaan cairan harus dibuang. Alat yang digunakan untuk simmering adalah stock pot.
Simmering termasuk teknik boilling , tetapi api yang digunakan untuk merebus kecil dan mantap karena proses memasak yang dikehendaki berlangsung lebih lama. Simmering diperlukan dalam berbagai prosedur memasak seperti pada saat membuat stock, bakso, memasak sayur,dan lauk pauk. Pada saat membuat kaldu , simmer diperlukan pada proses menjernihkan kaldu. Busa yang dihasilkan dari ekstrak daging yang direbus akan mudah diambil (skeamming) pada permukaan air mendididh yang tidak terlalu banyak bergolak. Bulatan bakso juga dapat masak dengan sempurna (tidak pecah) apabila dimasukkan pada air perebus pada suhu simmering. Ketika memasak sayur, simmer dilakukan untuk menunggu bahan yang dimasak matang dan agar bumbu masakan meeresap kedalam bahan makanan. Mengolah masakan yang berkuah santan juga menggunakan teknik simmering supaya santan yang direbus tidak pecah.

g.      Blancing
Blanch adalah memasak makanan dengan cepat. Blanching biasanya dilakukan dengan air panas tetapi bisa juga dengan menggunakan minyak panas. Makanan yang telah di-blanching harus disiram dengan air dingin, untuk menghentikan proses pemasakan lebih lanjut.
Bahan makanan yang dapat d blanching adalah tulang atau daging, sayuran, tomat,dll.
Kriteria hasil sayuran dengan metode blanching adalah sayuran berwarna hijau/segar dan teksturnya masih agak keras karena masih setengah matang.
II.                Pengukusan
Pengukusan bertujuan membuat bahan makanan menjadi masak dengan uap air mendidih. Ada 2 cara pengukusan ialah uap panas langsung terkena bahan makanan atau uap panas tidak langsung kontak dengan makanan .
Pengukusan adalah proses pemanasan yang bertujuan menonaktifkan enzim yang akan merubah warna, cita rasa dan nilai gizi. Pengukusan dilakukan dengan menggunakan suhu air lebih besar dari 66oC dan lebih rendah dari 82oC. pengukusan dapat mengurangi zat gizi namun tidak sebesar perebusan. Pemanasan pada saat pengukusan terkadang tidak merata karena bahan makanan dibagian tepi tumpukan terkadang mengalami pengukusan yang berlebihan dan bagian tengah mengalami pengukusan lebih sedikit.
III.             PENUMISAN
Penumisan adalah teknik memasak cepat dengan menggunakan sedikit minyak dan api besar (panas tinggi), biasanya untuk bumbu. Kegiatan ini disebut menumis dan hasilnya disebut sebagai tumisan atau tumis saja. Dalam menumis, bahan yang dimasak dipotong-potong kecil atau dimemarkan terlebih dahulu agar panas cepat masuk. Penumisan biasanya dihentikan ketika bahan sudah mulai kecoklatan dengan mengangkat segera dari minyak panas atau ditambahkan bahan cair dalam jumlah banyak, seperti air, kaldu, atau santan.
dibandingkan dengan penggorengan, penumisan adalah proses pengolahan yang lebih cocok untuk penyiapan konsumsi penderita asam urat.  Kenapa? Karena penggunaan minyak goreng yang jauh lebih sedikit dan jangka waktu proses pengolahan yang jauh lebih singkat. Masakan ditumis.
  • Masakan yang ditumis harus menggunakan sedikit minyak. Makanan yang ditumis dengan minyak terlalu banyak hasilnya tidak akan begitu enak.
  • Masukan bumbu yang akan ditumis dalam keadaan minya telah panas agar bumbu tidak berbau langu.
  • Menumis bumbu harus dalam waktu yang lama dan tercium keharumannya sebelum memasukkan bahan yang lain.
  • Bila tumisan bumbu berair, maka airnya harus kering terlebih dahulu sebelum dimasukkan daging atau sayuran agar bahan yang dimasukkan kemudian itu matang karena ditumis, bukan karena direbus.
  • Selama penumisan, bahan masakan harus terus diaduk agar matangnya merata dan cepat.
  • Sayuran berdaun hijau dan sayuran lainnya yang bisa matang dalam waktu cepat harus dimasak dengan segera agar tidak layu.
  • Proses menumis harus dimulai dari bahan yang paling lama matangnya, diikuti yang paling mudah matangnya.
  • Proses penumisan bahan yang cepat matang harus dilakukan dengan segera agar tak keburu layu.


Tidak ada komentar: