II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Jeruk
Tanaman jeruk dikenal dengan nama latin Citrus sinensis L. Tumbuhan ini merupakan tanaman yang dapat
tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis. Jeruk manis dapat beradaptasi
dengan baik didaerah tropis pada ketinggian 900-1200 meter di atas permukaan
laut dan udara senantiasa lembab, serta mempunyai persyaratan air tertentu
(Anonim, 2014).
Buah jeruk manis
mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi, banyak mengandung vitamin C untuk
mencegah penyakit sariawan dan menambah selera makan. Selain vitamin C, buah
jeruk mengandung vitamin dan mineral lainnya yang berguna untuk kesehatan. Bila
kita memakan jeruk manis setiap hari, maka tubuh akan sehat (Anonim, 2014).
Klasifikasi
jeruk menurut Kamarasta (2012), yaitu:
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies
: Citrus sp.
Buah jeruk mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi,
banyak mengandung vitamin C untuk mencegah penyakit sariawan dan menambah
selera makan. Selain vitamin C, buah jeruk mengandung vitamin dan mineral
lainnya yang berguna untuk kesehatan. Bila kita memakan jeruk setiap hari, maka tubuh akan sehat (Anonim,
2014).
B.
Sari Buah
Sari
buah jeruk adalah sari buah yang diperoleh dengan memeras atau menekan isi buah
jeruk.Diminum di banyak tempat di dunia, sari buah jeruk biasanya menjadi
bagian makan pagi atau sarapan. Sari buah jeruk segar memiliki rasa buah alami
dan sedikit asam, dan mengandung
banyak vitamin C (Anonim, 2009).
banyak vitamin C (Anonim, 2009).
Buah yang cocok
digunakan dalam pembuatan sari buah jernih, tentunya buah yang mengandung kadar
pektin rendah. Adanya kandungan pektin yang tinggi pada buah akan menyebabkan viscositas sari
buah
menjadi lebih viscous. Untuk itu dalam pembuatan sari buah diperlukan
tahap penjernihan atau filtrasi, agar produk sari buah menjadi lebih
jernih (Nuhgraha, 2008).
menjadi lebih viscous. Untuk itu dalam pembuatan sari buah diperlukan
tahap penjernihan atau filtrasi, agar produk sari buah menjadi lebih
jernih (Nuhgraha, 2008).
Kotoran
yang melekat pada kulit buah dihilangkan dengan cara mencuci buah menggunakan
air bersih yang mengalir. Bila perlu buah dicuci dalam larutan yang mengandung
chlorine 0,1%. Fungsi chlorine di sini
untuk membunuh mikroba yang mungkin menempel pada permukaan kulit buah (Satuhu, 2004).
untuk membunuh mikroba yang mungkin menempel pada permukaan kulit buah (Satuhu, 2004).
Sari
buah yang dijual dipanaskan mengandung vitamin yang tinggi yang berasal dari
ekstrak buah, namun ada pula sari buah yang memiliki kandungan vitamin C yang
sedikit diakibatkan oleh proses pengolahan. Pemanasan merupakan salah satu
faktor terpenting dalam pengolahan vitamin khususnya vitamin C karena vitamin C
mempunyai sifat yang mudah teroksidasi oleh panas (Ishak, 2009).
Jenis-jenis sari buah yang beredar di pasar menurut
Nugraha (2008) adalah :
1. Sari
buah segar kemasan. Umumnya hanya boleh disimpan 7 hingga 10 hari karena tidak
terdapat bahan tambahan dan pengawet. Produk ini jarang terdapat di pasar.
2. Sari buah murni. Kebanyakan adalah
sari buah murni yang kental dan dilarutkan dengan air. Setelah melalui proses
steril dengan cara pemanasan, akan hilang sebagian vitaminnya dan rasanya juga
berubah sedikit.
3. Konsentrat
sari buah. Sari buah semacam ini mengandung banyak zat gula dan bahan tambahan.
Rasanya dapat diatur menurut selera peminumnya.
4. Minuman
sari buah. Ada yang mengandung dan yang tidak mengandung gas, kadar sari
buahnya juga berlainan.
Faktor penentu aspek kualitas dari produk sari buah
yang akan dibuat menurut Sudarmatoso (2012) adalah :
1. Sortasi
dan pengupasan. Sortasi dilakukan sebagai pemilihan ulang agar dapat hasil yang
seragam. Serta dilakukan pengupasan dengan tujuan untuk bagian-bagian yang
tidak dikehendaki maupun bagian yang tidak bisa dimanfaatkan.
2. Pemotongan
dan pencucian. Pemotongan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh potongan-potongan
buah, sehingga pada saat diekstrak cairan yang ada di dalam buah dapat secara
optimum terekstrak. Pencucian dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran-kotoran
atau noda debu yang tidak dikehendaki.
3. Ekstaksi.
Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan komponen-komponen dari suatu
sistem campuran, baik berupa campuran padat-padatan, padatan cairan, maupun
cairan-cairan. Produk utama yang dikehendaki daei ekstraksi adalah ekstraknya. Sedangkan ampas atau
residunya merupakan hasil samping.
C. Vitamin C
Vitamin yang tergolong larut
dalam air adalah vitamin C. Asam askorbat sangat mudah teroksidasi secara
revesibel menjadi asam L-dehidroaskorbat. Asam L-dehidroaskorbat secara
kimia sangat labil dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang
tidak memiliki keaktifan vitamin C lagi. Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan
penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal
dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk
golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan
logam, oleh penggunaaan vitamin C sebagai
antioksidan semakin sering dijumpai (Winarno, 2004).
Vitamin C mudah larut dalam air
sehingga bila vitamin yang dikonsumsi melebihi yang dibutuhkan, kelebihan
tersebut akan dibuang dalam urine. Karena tidak disimpan dalam tubuh, vitamin C
sebaiknya dikonsumsi setiap hari. Dosis yang rata-rata dibutuhkan bagi orang
dewasa adalah 60-90 mg/hari. Tapi bisa juga lebih tergantung kondisi tubuh dan
daya tahan. Batas maksimum yang diizinkan untuk mengkonsumsi vitamin C adalah
1000 mg/hari (Anonim, 2011).
Keasaman atau pH vitamin C
tergolong asam. Vitamin C sangat sensitif terhadap pemanasan, bahkan pemanasan yang
tergolong ringan (sedikit diatas suhu kamar). Vitamin C juga sensitif terhadap
sinar, senyawa oksidator (seperti : iodium, Hydrogen Peroksida dll) dan logamserta
pemanasan yang tinggi dapat mempercepat laju oksidasi pada vitamin C yang
menyebabkan kerusakan pada sari buah. Vitamin C mudah teroksidasi,
terutama bila terlarut dalam suatu pelarut (misalnya air). Vitamin C
teroksidasi dalam larutan oleh oksigen, dengan memberikan 2 elektron pada senyawa
oksidator (Anonim, 2011).
Penentuan vitamin C dapat
dikerjakan dengan titrasi iodin. Hal ini berdasarkan bahwa
vitamin C dapat bereaksi
dengan iodin. Indikator yang dipakai
adalah amilum. Akhir titrasi ditandai
dengan terjadinya warna biru dari iod-amilum.
Perhitungan kadar vitamin C dengan standarisasi larutan iodin yaitu tiap 1
ml 0.01 N iodin ekivalen dengan 0,88 mg asam askorbat.
Vitamin C dengan iod akan
membentuk ikatan dengan atom C nomor 2 dan 3 sehingga
ikatan rangkap hilang (Anonim, 2010).
Jeruk merupakan sumber vitamin C yang berguna untuk
kesehatan manusia. Kandungan vitamin C sangat beragam antarvarietas, tetapi
berkisar antara 27-49 mg/100 g daging buah. Sari buah jeruk mengandung 40-70 mg
vitamin C per 100 ml tergantung pada jenisnya. Makin
tua kandungan vitamin C-nya, tetapi semakin
manis rasanya. Vitamin C terdapat
pada sari buah, daging, dan kulit.
Seperempat bagian dari total kandungan vitamin C buah
Jeruk terdapat di dalam sari buahnya. Vitamin C dalam
buah-buahan, termasuk jeruk, secara ilmiah telah terbukti mampu
melindungi tubuh terhadap serangan kanker (Anonim, 2010).
Buah jeruk paling ideal dalam
bentuk jus. Komposisi gizi jeruk manis
per 100 gram adalah: energi 45 kkal, protein 0,9 g, lemak 0,2 g,
karbohidrat 11,2 g, fosfor 23 mg, kalsium 33 mg; besi 0,4 mg, vitamin A 190 IU, vitamin B1 0,08 mg, vitamin C 49 mg, serta air 87,2 g. Kandungan air buah jeruk tergantung pada lokasi penanamannya, sinar matahari, temperatur, kelembaban, dan lain- lain. Tanaman jeruk yang ditanam di daerah yang cukup air, daging buah dan kulitnya akan lebih banyak mengandung air dan mineral dibandingkan dengan yang ditanam di daerah kering (Anonim, 2010).
per 100 gram adalah: energi 45 kkal, protein 0,9 g, lemak 0,2 g,
karbohidrat 11,2 g, fosfor 23 mg, kalsium 33 mg; besi 0,4 mg, vitamin A 190 IU, vitamin B1 0,08 mg, vitamin C 49 mg, serta air 87,2 g. Kandungan air buah jeruk tergantung pada lokasi penanamannya, sinar matahari, temperatur, kelembaban, dan lain- lain. Tanaman jeruk yang ditanam di daerah yang cukup air, daging buah dan kulitnya akan lebih banyak mengandung air dan mineral dibandingkan dengan yang ditanam di daerah kering (Anonim, 2010).
Secara kimiawi sifat vitamin C
adalah: MW=176.1; mp=193°C. Gugus hidroksil pada atom C no. 3 memiliki nilai
pKa =4,2 dan gugus hidroksil pada atom C no. 3 memiliki nilai pKa =11,6. Namun
demikian pH atau keasaman vitamin C tergolong asam. Vitamin C sangat sensitif
terhadap pemanasan, bahkan pemanasan yang tergolong ringan (sedikit diatas suhu
kamar). Vitamin C juga sensitif terhadap sinar, senyawa oksidator seperti:
yodium, hidrogen peroksida, dll, dan logam (besi, dan lain-lain). Vitamin C
mudah teroksidasi, terutama bila terlarut dalam suatu pelarut (air misalnya).
Vitamin C teroksidasi dalam larutan oleh oksigen, dengan memberikan 2 elektron
pada senyawa oksidator (Anonim, 2009).
III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum
Aplikasi Perubahan Kimia Pangan dengan judul Evaluasi Mutu Sari Buah,
dilaksanakan pada hari Selasa, 30 September 2014
pukul 09.50-13.00 WITA, bertempat di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar.
pukul 09.50-13.00 WITA, bertempat di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar.
B. Alat
dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
-
erlenmeyer
- kain saring
- pipet
volume
- pisau
- hot
plate
- wadah/ baskom
- gelas
kimia
- alat peras jeruk
Bahan-bahan
yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
- jeruk 1
kg
- aluminium foil
- kertas
label
-
aquadest
- tissueroll
B. Prosedur Praktikum
Prosedur
kerja dalam praktikum evaluasi mutu sari buah adalah sebagai berikut
1. Membuat
Sari Buah
- Kulit
buah dikupas, lalu diambil sarinya dengan cara disaring ke dalam gelas jar sebanyak 500 ml.
- Dibagi
ke dalam 5 erlenmeyer, volume 60 ml.
- Dipanaskan
di hot platepada suhu 50o C selama 15 menit.
- Dipanaskan,lalu
diambil 10 ml kemudian diencerkan 100 ml.
- Diencerkan,lalu
diambil 25 ml untuk dititrasi.
- Diamati
organoleptiknya, berupa warna, aroma, rasa, kenampakan.
2. Titrasi
Vitamin C
- Diambil
10 ml sari buah dan disimpan dalam labu takar 100 ml. Kemudian diencerkan
hingga batas tera.
- Dipipet
sebanyak 25 ml ke dalam erlenmeyer.
- Ditetesi
dengan indikator pati 3 tetes.
- Dititrasi
dengan iod 0,1 N hingga berubah menjadi warna biru.
- Dihitung persentase
vitamin C.
D. Perlakuan
Perlakuan
pada praktikum Evaluasi Mutu Sari Buah adalah :
A0 = tanpa
perlakuan
A1 =
dipanaskan selama 5 menit
A2 =
dipanaskan selama 10 menit
A3 =
dipanaskan selama 15 menit
A4 = dipanaskan selama 20 menit
V. HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
Tabel 01. Hasil Uji
Organoleptik Sari Buah Jeruk
Perlakuan
|
Vitamin %
|
Aroma
|
Warna
|
kejernihan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||||
A0
|
0.05
|
-
|
Khas
apel
|
Kuning
cerah
|
keruh
|
A1
|
0.05
|
0.07
|
Khas
apel
|
Kuning
cerah
|
Keruh
|
A2
|
0.05
|
0.046
|
Khas
apel
|
Kuning
cerah
|
Keruh
|
A3
|
0.05
|
0.045
|
Khas
apel
|
Kuning
cerah
|
Keruh
|
A4
|
0.05
|
0.042
|
Khas
apel
|
Kuning
cerah
|
Keruh
|
Sumber : Data Primer Praktikum
Aplikasi Perubahan Kimia Pangan, 2014
C. Pembahasan
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat
diperoleh pada praktikum ini adalah:
1. Pemanasan
terhadap sari buah menyebabkan penurunan mutu sari buah secara organoleptik yang meliputi warna,
aroma, rasa, dan kenampakan sari buah tiap tingkat pemanasan.
2. Pemanasan
terhadap sari buah dapat menurunkan vitamin C di tiap tingkat pemanasan karena
adanya proses oksidasi.
B. Saran
Saran untuk praktikum
Evaluasi Mutu Sari Buah adalah praktikan harus lebih teliti sehingga
kesalahan-kesalahan dalam praktikum seperti kesalahan titrasi iod bisa
diminimalisir sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.
Daftar Pustaka
Anonim, 2008. Sari Buah.http://id.wikipedia.org/wiki/sari_buah.
Diakses pada tanggal 01 Oktober 2014, Makassar.
Diakses pada tanggal 01 Oktober 2014, Makassar.
Anonim, 2010. Sari Buah.http://ui.vlsm.org/b
ebas/v12/artikel/pangan/IPB/Sari %20buah.pdf.Diakses pada tanggal 01
Oktober 2014.Makassar.
Anonim,
2011. Sari Buah.http://id.wikipedia.org/wiki/sari_buah. Diakses pada tanggal 01 Oktober 2014, Makassar.
Anonim, 2014. Jeruk Manis (Citrus sinensis L) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31702/4/Chapter%20I.pdf.
Diakses 1 Oktober 2014,
Makassar.
Kamarasta,
2012. Klasifikasi Jeruk Manis. http://cyber.kamarasta.
web.id/files/8pJezZa7/jeruk.pdf. Diakses 1 Oktober2014, Makassar.
Nugraha, Aditya Putra. 2008. Penyiapan Sirup/Larutan Gula untuk Medium Pengisi dalam Pengalengan Buah
dengan Target Kadar Gula
SirupFinal Setelah Sterilisasi.http://sudarmantososastro.wordpress.com/category/buah-sayur/. Diakses pada
tanggal 01
Oktober 2014, Makassar
Satuhu, 2004. Penanganan
dan Pengolahan Pangan. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Sudarmatoso,
sastro.2012. Sari Buah Jernih . http://sudarmantosastro.wordpress.com/2008/03/30/sari-buah-jernih-clear-fruit-juice.pdf. Diakses Pada tanggal
03 Oktober 2013, Makassar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar