Senin, 22 Desember 2014

Good Practice Laboratory (GLP) dalam Laboratorium Mikrobiologi

TUGAS INDIVIDU
APLIKASI TEKNIK LABORATORIUM
GOOD LABORATORY PRACTICE DALAM MIKROBIOLOGI










NAMA : ERVAN TOGATOROP
NIM : G31113302




PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

Good Laboratorium practice (GLP) merupakan suatu aturan baku dan prosedur yang diterapkan di unit kerja laboratorium untuk meningkatkan kualitas dan integritas kerja di laboratorium. Setiap laboratorium memiliki peralatan, metode dan personil yang berbeda, akan tetapi GLP berlaku untuk segala jenis laboratorium yang melakukan analisis fisik, kimia, sensori, maupun mikrobiologi.
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup. Mikrobiologi sangat berkembang pesat semenjak ditemukannya mikroskop. Penemuan alat ini membantu para peneliti dalam mengidentifikasi serta menganalisis mikroorganisme yang tersebar di seluruh dunia.
Penelitian mengenai mikroorganisme dilakukan di suatu tempat khusus yaitu laboratorium mikrobiologi. Di tempat ini disediakan segala alat-alat/instrument dan reagent/bahan-bahan kimia yang mendukung dalam analisis dan identifikasi mikroorganisme. Berbagai pemeriksaan/uji dapat dilakukan di dalam laboratorium ini, beberapa diantaranya adalah :
1.      Analisis cemaran mikro pada pangan
2.      Angka lempeng total (plate count agar)
3.      Total Yeast-mold
4.      Bakteri bentuk colony (coliform)
5.      Most Probable Number (MPN)
6.      Bioburden
7.      Environmental monitoring
8.      Examination of production water
9.      Pyrogenicity / endotoxins
1
Untuk menunjang proses analisis mikrobiologi dibutuhkan peralatan-peralatan yang memadai sehingga analisis dapat berjalan dengan lancar. Suatu laboratorium mikrobiologi hendaknya mempunyai cukup alat dan media sehingga tidak menghentikan analisis yang sebang berjalan.Beberapa peralatan yang mungkin dibutuhkan oleh suatu laboratorium mikrobiologi antara lain: Peralatan Sterilsasi Sterilisasi merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari suatu analisis mikrobiologi, baik dari sisi penyiapan alat dan media maupun tempat penyimpanan alat, media dan kultur bakterial.
Peralatan yang digunakan antara lain :
1.Autoclave
2.Oven
3.Inkubator
4.Refrigerator
5.Desinfectan/Antiseptis
Peralatan Analisa Saat menjalankan analisis, peralatan yang memadai akan membuat kinerja kita menjadi lebih baik. Dengan banyaknya metode yang digunakan dalam analisis mikrobiologi, maka beragam peralatan akan dibutuhkan, namun peralatan-peralatan standar yang sebaiknya dimiliki yaitu :
1.Mikroskop
2.Petridisc
3.Pipet volume
4. Micro volume Pipettor
5. Bulp
6. Tabung Reaksi
7. Tabung Durham
8. Jarum Ose (tegak, bundar, sabit)
9. Erlenmeyer
10. Laminar Air Flow
11. Bunsen dan korek api
12. Spatula
13. Gunting
14. Pembuka kaleng
15. Kapas Steril
Peralatan Pendukung
Peralatan yang mendukung dalam proses analisis mikrobiologi antara lain:
- wastafel
- rak tabung reaksi
- jas lab, penutup kepala dan masker
- lemari penyimpanan
- loyang , dsb
Untuk jumlah dari masing-masing peralatan tersebut dapat disesuaikan dengan tingkat analisis yang dikerjakan oleh laboratorium tersebut dan kapasitas jumlah sampel yang dianalisa tiap harinya.
Aturan Keamanan (safety rules) saat praktikum di Laboratorium mikrobiologi
1. Cuci tangan dengan sabun disinfektan ketika masuk ke laboratorium dan
lakukan lagi sebelum meninggalkan laboratorium.
2. Tidak diperkenankan makanan, minum, permen karet, maupun merokok di laboratorium. Jangan menaruh apapun di mulut anda seperti pensil, pena, label, atau jari. Tidak menyimpan makanan di daerah mana mikroorganisme disimpan.
3. Menggunakan jas lab atau kemeja lengan panjang yang kancingnya tertutup. Pakainan tersebut (jas Lab) harus menutupi lengan dan dapat dilepas tanpa menariknya keatas kepala.
4. Kenakan sepatu khusus (sandal jepit tidak diperbolehkan) di laboratorium, sepatu tersebut tidak boleh digunakan untuk keluar laboratorium.
5. Jaga ruang kerja bebas dari semua bahan yang tidak perlu. Ransel, dompet, dan mantel harus ditempatkan dalam rak-rak kecil atau loker diluar laboratorium.
6. Mendisinfeksi area kerja sebelum dan sesudah digunakan dengan etanol 70% atau klorin 10%. Peralatan laboratorium dan permukaan kerja harus didekontaminasi dengan disinfektan yang tepat secara rutin, dan terutama setelah tumpahan, cipratan, maupun kontaminasi lainnya.
7. Berilabel segalanya dengan jelas.
8. Kencangkan tutup pada reagen, botol solusi, dan kultur bakteri. Jangan membuka cawan Petri (yang berisi kultur) di dalam laboratorium kecuali benar-benar diperlukan.
9. Inokulasi loop dan jarum (ose) harus disterilkan dalam api (pembakar) Bunsen sebelum disimpan.
 10. Matikan pembakar Bunsen bila tidak digunakan.
11. Jika menggunakan Bunsen dengan bahan bakar sepirtus atau alkohol, pastikan tidak ada kertas dibawah atau didekatnya.
12. Perlakukan semua mikroorganisme sebagai patogen potensial. Gunakan peralatan dan alat pelindung diri yang tepat dan tidak membawa kultur keluar dari laboratorium.
13. Kenakan sarung tangan sekali pakai saat bekerja dengan mikroba yang berpotensi menular atau mengkontaminasi (misalnya sampel limbah).
14. Seterilkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
15.  Jangan pipet melalui mulut. Gunakan bantuan bulub atau pipettors volume disesuaikan. [Di masa lalu, beberapa personel laboratorium diajarkan memipet dengan mulut. Praktek ini telah menyebabkan banyak personil (analis) laboratorium terinfeksi. Dengan tersedianya perangkat pipetting mekanik, memipet dengan mulut sangat dilarang.]
16. Pertimbangkan segalanya Biohazard. Tidak menuangkan sesuatu ke dalam wastafel, seperti media kaldu / broth. kultur dalam media broth atau media agar harus didesturksi/disterilkan terlebih dahulu menggunakan autoklaf sebelum dibuang
17. Masukan semua materi sampah dalam kantong biohazard dan autoklaf sebelum dibuang dalam tempat sampah biasa.
18. Mengetahui lokasi atau tempat peralatan keselamatan di laboratorium (misalnya, shower pencuci mata , shower, wastafel, pemadam kebakaran, kabinet keamanan biologis, pertolongan pertama, katup gas darurat, dll).
19. Buang pecahan kaca dalam wadah kaca yang pecah.
Cara menagani tumpahan kutur mikroba
1. Gunakan jas lab, sarung tangan dan masker sekali pakai, dan juga alat pelindung diri yang sesuai.
2. Rendam handuk kertas atau tisu dengan cairan desinfektan yang sesuai seperti etanol 70% atau chlorine 10%, setelah itu letakan atau taruh disekitar tumpahan kemudaian biarkan/diamkan selama 10 menit (waktu kontak desinfektan).
3.Bersihkan tumpahan dengancara mengelap dari bagian/sisi luar ke bagian/sisi dalam. Pastikan untuk mendesinfeksi daerah dekat tumpahan.
4. Masukan semua handuk kertas atau tisu (yang tadi telah digunakan) dan juga sarung tangan beserta masker kedalam kantung Biohazard dan autoklaf bahan-bahan tersebut untuk disterilkan.
5. Lepas (ganti) jas Lab untuk didesinfeksi. 

Tidak ada komentar: